Bibit unggul tanaman kayu hutan dan buah-buahan... Mari order... Cp. 081328555527 atau 085293393441. Kepuasan anda keutamaan kami....

Minggu, 25 Oktober 2015

Sekedar Informasi


Salam Sukses dalam bidan Agribisnis.


KT. Mahesa Jaya... 
Blog Kelompok Tani Mahesa Jaya adalah salah satu situs pemesanan bibit unggul dalam skala kecil, maupun besar. Kami siap mengantar bibit kami sampai pelosok Indonesia. Untuk Pemesanan Silahkan Hubungi 081328555527 atau 085293393441. Kami prioritaskan untuk anda yang menghubungi kami melalui panggilan telephone.
Mohon maaf apabila pelayanan kami kurang memuaskan. Terimakasih..

Jumat, 20 Februari 2015

Prospek Penanaman Pohon Jenitri

                               Prospek Penanaman Pohon Jenitri


 
Jenitri, adalah tumbuhan atau tanaman yang belum begitu dikenal oleh masyarakat luas, yang mempunyai beberapa kelebihan dibanding tanaman lainnya.
Kelebihan tanaman Jenitri, selain mempunyai manfaat bagi lingkungan juga mempunyai nilai ekonomi yang lumayan tinggi, terutama buah atau bijinya yang ternyata menjadi salah satu komoditi export. Hal itu yang menjadikan tanaman Jenitri mulai diminati oleh masyarakat untuk dibudidayakan pada lahan-lahan pekarangan.
Hasil penjualan biji Jenitri telah mampu mengubah kondisi ekonomi orang-orang yang sebelumnya pas-pasan, kini setelah menjadi pembudidaya Jenitri mereka beromzet jutaan rupiah setiap kali panen dari beberapa puluh pohon Jenitri yang dirawatnya dengan tekun.
 

I. Mengenal Jenitri.


 
Jenitri/Ganitri/Rudraksha/Elaeocarpus ganitrus, adalah tumbuhan atau tanaman yang mempunyai ciri-ciri batang pohon dan cabang-cabangnya berkayu, dengan tinggi pohon sekitar 10-15 meter untuk Jenitri jenis lokal dan sekitar 4-6 meter untuk Jenitri jenis super setelah tanaman mencapai umur kurang lebih 4 tahun.
Pohon Jenitri dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, dari dataran rendah hingga lereng perbukitan. Pohon Jenitri yang tumbuh di tanah yang subur akan tumbuh dengan cepat dengan cabang dan daun yang rimbun.
Daun Jenitri mempunyai ujung agak runcing, bergerigi, tangkai daun sekitar 0.5 cm lebar daun sekitar 4 cm dan panjang hingga 16 cm, berwarna hijau ketika masih segar dan secara bertahap akan berubah menjadi hijau kemerahan hingga merah seluruhnya setelah daun menjadi tua dan kemudian gugur.
Bunga Jenitri bunga majemuk, bentuk malai, di ketiak daun, mempunyai tangkai 0,5 cm, daun kelopak bulat telur memanjang, agak runcing, warna hijau pucat atau kemerahan, dari luar berambut, daun mahkota warna kuning atau putih kehijauan.
Buah Jenitri pada umumnya mempunyai bentuk bulat bola, kulit buah halus warna hijau ketika masih muda dan biru tua ketika buah sudah tua. Besar kecilnya buah bervariasi, dengan diameter buah antara 0,5 cm hingga 2 cm. Bila kulit buah terkelupas, tampak biji Jenitri dengan batok yang bergerigi bagian luarnya, mempunyai relief seperti biji pepaya. Biji Jenitri yang sudah tua dan kering mempunyai batok sangat keras dan tahan untuk disimpan dalam waktu yang relatif lama.
 

II. Nilai Ekonomi.

 

Tanaman Jenitri, terutama buahnya yang sudah tua mempunyai nilai jual yang lumayan tinggi. Setelah buah dipetik dan diproses, hingga kulit buah mengelupas dan tinggal bulatan batok biji yang bersih dari kulit buah. Setelah biji dikeringkan, biji siap untuk dijual. Biji Jenitri yang berkualitas bagus, tidak hanya laku dijual di pasaran domestik tetapi juga untuk export.
Buah atau biji Jenitri diperlukan oleh kalangan industri bahan penyamak kulit dan bahan penelitian obat. Biji Jenitri juga digunakan untuk kelengkapan alat peribadatan umat, diantaranya sebagai alat hitung doa, tasbih (Islam), Rosario (Nasrani) dan Mala atau keperluan lainnya (Hindu).
Hasil produksi Jenitri Indonesia sebagian diexport ke India. Menurut sebuah sumber, biji Jenitri dari Indonesia yang masuk ke India mencapai nilai sekitar Rp 500 miliar per tahun.
Menurut pengalaman para pembudidaya Jenitri, sebatang pohon Jenitri yang terawat dengan baik bisa menghasilkan buah atau biji sekitar 5.000 hingga 6.000 butir pada panen perdana. Buah atau biji sejumlah itu terdiri dari klasifikasi nomor 1 hingga nomor 11, yang merupakan klasifikasi untuk menentukan harga dalam perdagangan biji Jenitri.
Klasifikasi nomor tersebut ditentukan berdasarkan ukuran diameter biji, dari 5 mm hingga 10 mm. Biji Jenitri nomor 1 mempunyai harga tertinggi. Semakin besar nomornya harganya semakin rendah.
Nomor 1 diameter < 5 mm harga jual dihitung per butir.
Nomor 2 diameter > 5 s/d 5,5 mm harga jual dihitung per butir.
Nomor 3 diameter > 5,5 s/d 6 mm harga jual dihitung per butir.
Nomor 4 diameter > 6 s/d 6,5 mm harga jual dihitung per butir.
Nomor 5 diameter > 6,5 s/d 7 mm harga jual dihitung per butir.
Nomor 6 diameter > 7 s/d 7,5 mm harga jual dihitung per butir.
Nomor 7 diameter > 7,5 s/d 8 mm harga jual dihitung per butir.
Nomor 8 diameter > 8 s/d 8,5 mm harga jual dihitung per butir.
Nomor 9 diameter > 8,5 s/d 9 mm harga jual dihitung per butir.
Nomor 10 diameter > 9 s/d 9,5 mm harga jual dihitung per kg.
Nomor 11 diameter > 9,5 s/d 10 mm harga jual dihitung per kg.
Selain diklasifikasikan berdasarkan ukuran diameter biji, penentuan harga dalam perdagangan biji Jenitri juga berdasarkan pada jumlah Mukhi yang dimiliki oleh biji Jenitri. Mukhi adalah lekukan atau garis membujur yang ada pada biji Jenitri.

III. Manfaat Jenitri.

 

Tanaman Jenitri mempunyai banyak manfaat baik bagi lingkungan maupun bagi masyarakat. Meskipun baru sebagian kecil yang mengetahui dan memanfaatkannya.
Pohon Jenitri bisa ditanam untuk menghijaukan lereng-lereng bukit yang gundul. Disamping sebagai penahan tanah supaya tidak mudah longsor, juga untuk melindungi kesuburan tanah.
Pohon Jenitri juga bisa ditanam di sepanjang tepian jalan-jalan desa serta perkotaan sehingga akan menambah asri lingkungan. Pohon yang tinggi dan cabangnya yang rimbun bisa menjadi peneduh untuk menghalangi sengatan terik matahari bagi orang-orang yang berlalu lalang di sepanjang jalan.
Pohon Jenitri bisa menjadi pilihan untuk ditanam di taman-taman kota, lingkungan pabrik-pabrik dsb. Selain bisa menjadi peneduh juga menjadi paru-paru lingkungan. Tanaman Jenitri berfungsi menghisap polutan yang berhamburan di udara akibat buangan gas dari cerobong pabrik-pabrik maupun dari knalpot kendaraan bermotor pada daerah yang mempunyai jalur padat kendaraan bermotor. Polutan yang berhamburan di udara bisa menurunkan kualitas udara sampai pada batas yang bisa mengganggu kehidupan.
Disamping menghisap polutan yang berhamburan di udara, tanaman Jenitri secara alami menghasilkan oksigen yang akan meningkatkan kualitas udara menjadi lebih baik.
Selain bermanfaat bagi lingkungan, oleh karena biji jenitri mempunyai nilai jual yang lumayan tinggi maka buah yang dihasilkan bisa dijual untuk menambah kas RT/RW pada lingkungan tersebut.
 

IV. Budidaya Jenitri.

 

Masih terbukanya pasar export biji jenitri menandakan bahwa membudidayakan Jenitri masih prospektif. Peluang masih terbuka lebar bagi siapa saja yang ingin mencoba menggeluti budidaya tanaman yang satu ini.
Budidaya Jenitri bisa dilakukan pada lahan pekarangan sekitar rumah meskipun hanya muat 1 s/d 5 pohon. Atau lahan-lahan kosong yang kurang produktif bahkan ada yang membudidayakan pada lahan persawahan.
 
1. Pemilihan Bibit.
 

Bibit Jenitri yang akan ditanam sebaiknya dipilih dari bibit hasil cangkokan batang dari pohon jenis super yang sudah pernah berbuah. Atau bibit Jenitri dari hasil sambung antara batang hasil semaian biji dengan pucuk batang yang berasal dari bibit jenis super yang sudah pernah berbuah. Keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Bibit hasil cangkokan biasanya akan bisa berbuah relatif lebih cepat dari pada bibit hasil sambung, tetapi kurang kokoh jika menghadapi terpaan angin yang kencang karena tidak mempunyai akar tunjang.
Bibit hasil sambung lebih kokoh jika menghadapi terpaan angin yang kencang tetapi berbuah relatif lebih lamban dari bibit hasil cangkokan.
Menurut pengalaman pembudidaya, bibit jenis super hasil sambung rata-rata akan mulai berbuah dalam waktu 12 bulan dmt (dari mulai tanam), apabila tanaman dirawat dengan baik. Bahkan ada yang berumur 10 bulan dmt sudah mulai berbuah.
 
2. Cara tanam.
 

Untuk menanam bibit Jenitri pada lahan pekarangan sekitar rumah, menyesuaikan dengan situasi yang ada di sekitar rumah.
Untuk menanam bibit Jenitri pada lahan yang luas, atur jarak tanam antar pohon bibit Jenitri sekitar 6 meter (6 x 6 meter) supaya tanaman terlihat rapih dan cabang tidak saling bersinggungan.
Gemburkan tanah selebar PxLxT = 50x50x50 cm pada titik dimana bibit Jenitri akan ditanam. Campurkan pupuk NPK PONSKA sebanyak 2 sendok makan atau sesuaikan dengan kesuburan tanah, aduk-aduk hingga merata. Apabila kondisi tanah kering, tanah disiram air supaya pupuk larut dalam tanah, biarkan 2 atau 3 hari supaya pupuk benar-benar meresap kedalam tanah.
Siapkan bibit Jenitri yang akan ditanam pada sore hari dimana panas matahari mulai menurun. Gemburkan lagi tanah tempat bibit akan ditanam. Buatlah lobang selebar polybag dengan kedalaman tinggi polybag bibit ditambah 5 cm. Masukkan polybag bibit kedalam lobang, guntinglah polybag menjadi beberapa bagian dengan hati-hati dan tariklah guntingan polybag keluar lobang. Timbun lobang dan padatkan dengan hati-hati. Pasang ajir (pathok) dari bambu, ikat batang bibit Jenitri dengan ajir jangan terlalu kuat untuk penahan agar bibit Jenitri tidak roboh diterpa angin atau yang lainnya.
 
3. Perawatan.
 

Setelah bibit Jenitri ditanam, lakukan pengontrolan secara periodik setiap hari atau beberapa hari sekali. Periksalah pohon demi pohon, amati, apakah tanaman mengalami pertumbuhan dengan baik atau sebaliknya.
Adakah hama yang mengganggu tanaman Jenitri. Kalau ada, lakukan pemberantasan. Bersihkan rumput-rumput di sekitar pohon yang dapat mengganggu pertumbuhan pohon Jenitri. Siram air bila tanah mengering tak ada hujan.
Berikan pemupukkan setiap sebulan sekali dengan pupuk NPK PONSKA dengan dosis meningkat dari waktu ke waktu, sesuaikan dengan umur dan pertumbuhan tanaman hingga tanaman berumur 7 bulan.
Lakukan penggemburan tanah di sekitar pohon dengan cangkul, hati-hati jangan terlalu dalam, jangan sampai terkena akar Jenitri hingga akar rusak terkena cangkul.
Setelah tanaman berumur 7 bulan, lakukan pengeratan pertama pada batang pohon, melingkar seperti cincin selebar sekitar 0,5 cm seperti mau mencangkok (keratan jangan menembus kayu), letak keratan pada ketinggian 30 cm dari permukaan tanah. Hal itu dilakukan sebagai pancingan supaya tanaman lebih cepat berbunga.
Pengeratan kedua dilakukan apabila pengeratan pertama sudah tertutup kulit dengan sempurna dan belum keluar bunga. Pengeratan kedua dilakukan dengan cara seperti pengeratan pertama, letak keratan pada ketinggian 5 cm dari pengeratan pertama.
 
4. Penanganan saat berbunga.
 

Apabila perawatan tanaman Jenitri dilakukan dengan tepat, pada saat tanaman Jenitri berumur 10 s/d 24 bulan atau rata-rata 12 bulan dmt, tanaman Jenitri akan mulai keluar bunga. Tetap lakukan pemupukan periodik sebulan sekali. Gantilah pupuk NPK PONSKA dengan NPK MUTIARA.
Bunga akan bermunculan pada dahan dan ranting tidak secara serempak, melainkan secara bertahap. Ketika sebagian besar bunga mulai mekar (kemapuk), lakukan pengeratan pada batang pohon melingkar seperti cincin selebar sekitar 1 cm. Pengeratan pohon kali ini mempunyai maksud supaya bunga tidak rontok dan membentuk buah agar butiran bijinya menjadi kecil-kecil. Karena butiran biji yang kecil yang nilai jualnya tinggi.
Bunga yang mekar, beberapa hari kemudian akan menjadi pentil (buah muda) yang berwarna hijau, hingga kemudian secara berangsur-angsur warna kulit buah berubah menjadi biru, pertanda bahwa buah sudah tua.
Dari bunga hingga menjadi buah yang tua siap untuk dipanen, kurang lebih memakan waktu 3 bulan.
Umumnya tanaman Jenitri berbuah sekali dalam satu tahun atau satu musim. Namun jika dilakukan perawatan dengan baik dan tepat, tanaman Jenitri dapat berbuah sepanjang tahun secara susul menyusul, maksudnya pada saat bunga pertama sudah menjadi buah, keluar lagi bunga berikutnya dan seterusnya.
 
5. Panen.
 

Pematangan buah yang ada di pohon ditandai dengan berubahnya warna kulit buah dari hijau berangsur menjadi biru akan berlangsung secara bertahap (tidak serempak). Sehingga cara pemanenan buah Jenitri juga dilakukan secara bertahap dengan cara memilih buah yang sudah tua untuk dipetik.
Kemudian buah disortir menurut besar kecilnya diameter. Setelah itu dilakukan proses pengelupasan kulit buah untuk memperoleh biji Jenitri yang baik. Penyortiran dilakukan supaya batok biji yang lebih kecil tidak rusak oleh gesekan batok biji yang lebih besar. Setelah biji bersih dari kulitnya, jemur pada panas matahari dan bolak balik agar kekeringan yang merata. Setelah itu biji Jenitri siap untuk dijual.
Bahkan jika para pedagang Jenitri tahu ada Pohon Jenitri yang lebat dengan buah yang sudah tua, mereka akan datang sendiri melakukan penawaran untuk membelinya.
 
Salam Sukses..
KT. Mahesa Jaya... 
Blog KT. Mahesa Jaya adalah salah satu situs pemesanan bibit unggul dalam skala kecil, maupun besar. Kami siap mengantar bibit kami sampai pelosok Indonesia. Untuk Pemesanan Silahkan Hubungi 081328555527 atau 085293393441. Kami prioritaskan untuk anda yang menghubungi kami melalui panggilan telephone. Terimakasih..

Rabu, 21 Mei 2014

Teknik Budidaya Cengkih

TEKNIS BUDIDAYA CENGKEH  DAN CARA PENANGAN NYA
 
Cengkeh merupakan salah satu komoditas pertanian yang tinggi nilai ekonominya. Baik sebagai rempah-rempah, bahan campuran rokok kretek atau bahan dalam pembuatan minyak atsiri, namun bila faktor penanaman dan pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka produksi dan kualitasnya akan menjadi rendah.

KT mahesa jaya dalam peningkatan produksi secara K-3 yaitu Kuantitas, Kualitas dan tetap menjaga Kelestarian lingkungan.


SYARAT PERTUMBUHAN
  • Tanaman tumbuh optimal pada 300 - 600 dpal dengan suhu 22°-30°C, curah hujan yang dikehendaki 1500 4500 mm/tahun
  • Tanah gembur dengan dalam solum minimum 2 m, tidak berpadas dengan pH optimal 5,5 - 6,5. Tanah jenis latosol, andosoldan podsolik merah baik untuk dijadikan perkebunan cengkih.

PEMBIBITAN
  • Buat bedengan untuk naungan dengan lebar 1- 1,2 m dan panjang sesuai kebutuhan dengan arah membujur ke utara selatan. Kanan kiri bedengan dibuat parit sedalam 20 cm dan lebar 50 cm. Diatas bedengan dibuat naungan setinggi 1,8 m dibagian timur dan 1,2 m dibagian selatan, intensitas cahaya 75%.
  • Benih dibenamkan pada media di polybag ukuran 15 cm x 20 cm (untuk bibit yang akan dipindahkan pada umur 1 tahun) atau ukuran 20 cm x 25 cm (untuk bibit yang akan dipindahkan pada umur 2 tahun) yang bagian bawahnya telah dilubangi 2,5 mm dengan jarak 2 x 2 cm. Media yang digunakan pasir halus, tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 : 1, dan berikan Natural GLIO per 20 25 kg pupuk kandang yang telah jadi dan diperam selama ± 2 minggu. Dan sebelum bibit ditanam siram tanah dengan yat perangsang 5 ml/lt air atau 0,5 tutup per liter air. -Kemudian susun polybag pada persemaian yang telah disiapkan.
  • Penyiraman dilakukan dua kali dalam sehari. Penyiangan dilakukan 2-3 kali dalam sebulan disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Intensitas naungan perlahan-lahan dikurangi secara bertahap hingga tinggal 40% saat bibit dipindahkan ke lapang.
  • Pemupukan dengan NPK dilakukan dengan dosis 10 gr/pohon/tahun atau dengan Urea, SP-36 dan KCl dengan dosis masing-masing 3,5 gr/bibit/tahun . Pupuk tersebut diberikan tiap 3 bulan sekali sedangkan untuk yang didalam polibag diberikan sebanyak 1,5 bulan sekali.


PENGAJIRAN
Pengajiran dilakukan pada blok tanaman untuk memudahkan penanaman dengan jarak tanam 8 x 8 m dengan pola bujursangkar atau empatpersegi panjang.

PENANAMAN
Cangkul tanah yang telah diberi ajir dengan ukuran lubang tanam 75 x 75 x 75 cm. Lakukan penanaman pada awal musim hujan. Berikanlah pupuk kandang 25 - 50 kg yang telah dicampur dengan 1 pak Natural GLIO dan 1,5 - 2 kg dolomit, campur hingga rata. Masukan 5-10 kg campuran tersebut per lubang tanam. Masukkan bibit dan gumpalan tanahnya kedalam lubang hingga batas leher akar. Beri peneduh buatan setingggi 30 cm dengan intensitas 50%. Siramkan yat perangsang secara merata dengan dosis 2-3 ml/liter air

                                    PEMELIHARAAN TANAMAN

PEMUPUKAN

UMUR                                        PUPUK MAKRO       
                                     Urea             TSP           KCl              Dolomit
 0,5                                50                 25               35                         50

 1                                  100                50             75                          100
2                                   150                75              125                        150
3                                   200               100            150                          200
4                                   500                200           400                          400
5                                   750                300           600                          500
6                                   1000              400            800                         750
7                                   1500              500           1000                       1000
8                                   2200              600           1250                        2000
9                                   2600              700           1500                        2500
10                                 3000              800           1750                        2900
11                                 3500              900           2000                        3300
12                                 3500              900           2250                        3800

Catatan :
  • Bila diberikan dua periode pemberian pupuk pertama dilakukan awal musim hujan (September-Oktober) dan kedua pada akhir musim hujan (Maret-April).





PENGENDALIAN HAMA dan PENYAKIT
 
A. Kutu daun ( Coccus viridis )
Bagian yang diserang : ranting muda, daun muda. Gejala : Pertumbuhan yang dihisapnya akan terhenti misal ranting mengering, daun dan bunga kering dan rontok
B. Penggerek ranting/batang (Xyleborus sp )
Bagian yang diserang : ranting/batang. Gejala : Liang gerekan berupa lubang kecil, serangan hebat menyebabkan ranting / batang menjadi rapuh dan mudah patah.Pengendalian : Pangkas ranting/batang yang terserang,

C. Kepik Helopeltis ( Helopeltis sp )
Bagian yang diserang : pucuk atau daun muda. Gejala : Biasanya pucuk akan mati dan daun muda berguguran.

D. Penyakit mati bujang ( bakteri Xylemlimited bacterium ).
Bagian yang terserang : perakaran, ranting-ranting muda. Gejala : matinya ranting pada ujung-ujung tanaman.Gugurnya daun diikuti dengan matinya ranting secara bersamaan. Pengendalian : pengaturan drainase yang baik, penggemburan tanah,

E. Penyakit busuk akar (Pytium rhizoctonia dan Phytopthora ).
Bagian yang diserang : perakaran. Gejala : pada pembibitan tanaman mati secara tiba-tiba, pada tanaman dewasa daun mengering mulai dari ranting bagian bawah. Pengendalian : bila serangan telah ganas maka tanaman yang terserang dibongkar dan dimusnahkan, lubang bekas tanaman berikan tepung belerang 200 gr secara merata, isolasi tanaman atau daerah yang terserang dengan membuat saluran isolasi, perbaiki drainase,

Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah

PANEN
 
Cengkih dapat mulai dipanen mulai umur tanaman 4,5 - 6,5 tahun, untuk memperoleh mutu yang baik bunga cengkih dipetik saat matang petik, yaitu saat kepala bunga kelihatan sudah penuh tetapi belum membuka. Matang petik setiap tanaman umumnya tidak serempak dan pemetikan dapat diulangi setiap 10-14 hari selama 3-4 bulan. Bunga cengkih dipetik per tandan tepat diatas buku daun terakhir. Bunga yang telah dipetik lalu dimasukkan ke dalam keranjang/karung kecil dan dibawa ke tempat pengolahan.
 
PENANGANAN PASCA PANEN


  • Sortasi buah. Lakukan pemisahan bunga dari tangkainya dan tempatkan pada tempat yang berbeda.
  • Pemeraman. Pemeraman dilakukan selama 1 hari ini dilakukan untuk memperbaiki warna cengkih menjadi coklat mengkilat.
  • Pengeringan. Pengeringan dapat dilakukan dengan mesin pengering yang menggunakan kayu bakar atau bahan bakar minyak.Dapat juga dikeringkan dengan cara alami yaitu pengeringan dengan matahari pada lantai beton agar kadar air menjadi 12-14%, dan dapat disimpan dan aman dari jamur.
  • Sortasi. Pada tahap ini cengkih dipisahkan dari kotoran dengan cara ditampi. Kemudian cengkih yang sudah bersih dimasukan pada karung dan dijahit.
Salam Sukses..
KT. Mahesa Jaya... 
Blog KT. Mahesa Jaya adalah salah satu situs pemesanan bibit unggul dalam skala kecil, maupun besar. Kami siap mengantar bibit kami sampai pelosok Indonesia. Untuk Pemesanan Silahkan Hubungi 081328555527 atau 085293393441. Kami prioritaskan untuk anda yang menghubungi kami melalui panggilan telephone. Terimakasih..

Jumat, 16 Mei 2014

Cara Memelihara Tabulampot


Tips Menyuburkan  Tanaman Buah Dalam Pot dan  Mencegah Bunganya Rontok


 Memiliki tanaman buah di dalam pot (tabulampot), adalah suatu hobby atau kesenangan tersendiri, apalagi kalau tanaman buah tersebut tumbuh subur dan berbuah lebat. Tabulampot biasanya diletakkan di pekarangan rumah, jadi sebetulnya bisa kita rawat secara intensif. Kalau tanamannya subur dan berbuah dengan baik, tabulampot bisa menjadi “obat” penghibur hati bersama keluarga :)
Mungkin di antara Sahabat Organik ada juga yang memiliki tabulampot di rumah, entah itu jambu, rambutan, sawo, jeruk, nangka, mangga, belimbing, lengkeng, anggur, atau bahkan buah naga. Namun, tidak sedikit dari Sahabat yang mengalami kesulitan bagaimana merawat tanaman-tanaman tersebut agar tumbuh subur dan berbuah lebat. Mengupayakan tanaman buah untuk bisa berbuah mungkin bagaikan sebuah “misteri” yang sulit dipecahkan oleh sebagian pecinta tanaman buah. Bertahun-tahun memiliki tanaman buah di pekarangan rumah, kok sulit sekali berbuah?? Sekalipun berbuah, buahnya unyil-unyil dan sering rontok… Kenapa, sih???
Nah, pada kesempatan ini, saya ingin berbagi tips dan pengalaman menanam dan merawat tanaman buah di dalam pot, atau bahkan di Tanah pekarangan, sehingga tanaman kita dapat tumbuh dengan subur, cepat berbunga, dan berbuah lebat. Dan yang terpenting lagi, bunga dan buahnya tidak berguguran/rontok.

1. Menyiapkan Media Tanam untuk Tabulampot

Tentu ada berbagai jenis media yang biasa dipakai untuk menanam tanaman buah di dalam pot. Namun, pada kesempatan ini saya hanya merekomendasikan apa yang sudah saya “uji” saja dari pengalaman, yakni:
  • Tanah : 1 bagian
  • Sekam padi/serbuk gergaji: 2 bagian -> bagus untuk pertumbuhan jamur penyubur
  • Kotoran ayam/burung/kelelawar/walet: 2 bagian  -> bagus untuk bunga dan buah
  • Kompos/Kotoran sapi/kambing/kuda : 1 bagian  -> bagus untuk daun dan tunas
Sebagai contoh, Sahabat bisa menggunakan media berikut:
Tanah 1 ember + Kotoran Ayam 2 ember + Kotoran Kambing 1 ember + Serbuk Gergaji 2 ember.
Sudah tentu komposisi ini disesuaikan dengan kapasitas pot Anda.
Dengan kombinasi bahan-bahan di atas, insya Allah tanaman buah akan subur tanpa terlalu bergantung pupuk sintetis/kimia. Bila pun merasa dibutuhkan, kasih secuil saja pupuk NPK.

2. Semua bahan/media dicampur dan diaduk sampai merata. 

3. Kemudian media disiram larutan NOPATEK. (opsional) 

Nopatek ini selain untuk menangkal jamur penyakit/pathogen, juga dapat menyuburkan tanah dan memacu pertumbuhan tanaman.
Dosis penggunaannya: 1 sdm peres NOPATEK + AIR 10 ltr. Gunakan embrat untuk menyiram. Penyiraman jangan sampai becek, cukup media menjadi sedikit lembab saja.

3. Masukkan Media ke Dalam Pot, Dan Istirahatkan 14 Hari
Media yang sudah diberi perlakuan NOPATEK selanjutnya kita masukkan ke dalam tong atau pot tanam. Istirahatkan media selama minimal 14 hari, tanpa perlakuan apa pun. Usahakan media di dalam pot ini ditutup, misalnya dengan karung kedap air, dan simpan di tempat teduh/tidak terpapar sinar matahari dan air hujan.
Mengistirahatkan media ini sangat penting, terutama agar pupuk kandang dingin dan matang dulu, gas racun dari pupuk kandangnya menguap, dengan demikian tanaman kita nanti terhindar dari penyakit. Lebih dari itu, nutrisi atau makanan dari pupuk kandang menjadi “siap makan” oleh tanaman.

4. Penanaman 

Setelah media diistirahatkan 14 hari (2 minggu), maka bibit tanaman buah sudah bisa kita pindah tanam ke pot.

5. Perawatan

Perawatan taanaman buah di dalam pot sebetulnya tidak rumit-rumit amat, karena hanya meliputi perlakuan-perlakuan berikut:
  • Penyiraman rutin (jangan sampai kekeringan, jangan sampai terlalu basah).
  • Pemangkasan (bila terlalu rimbun atau ada bagian tanaman yg rusak)
  • Pemupukan susulan (minimal 2 bulan sekali, dengan resep di atas)
  • Penanggulangan hama dan penyakit (usahakan menggunakan produk-produk pestisida ramah lingkungan/organik)
  • Pastikan tanaman mendapatkan sinar matahari penuh setiap hari.
Agar Cepat Berbunga dan Buahnya Lebat? 
Sebetulnya dengan formula media tanam di atas, insya allah tanaman Anda akan berbuah dengan baik. Namun, terkadang kita ada keinginan agar hasilnya lebih maksimal, lebih dari yang lain. Misalnya berbuah lebih cepat dan buahnya buanyak. Nah, kalo ini urusannya, maka tanaman Anda mau nggak mau harus diberi “sentuhan khusus”. Seperti yang telah dikupas pada artikel sebelumnya, pemberian hormon perangsang buah/ZPT termasuk salah satu alternatif untuk mendorong tanaman agar cepat berbuah dan berproduksi lebih maksimal. Jadi, boleh tuh Anda coba… :)

Setelah pemberian hormon, tanaman buah pun mulai berbunga.
Saya cukup menggunakan POC BMW untuk merangsang bunga ini. Sahabat bisa menyemprotkannya ke daun atau mengocorkannya ke sekitar perakaran tanaman. Bisa pula mengoleskannya pakai kuas ke kulit batang tanaman (setelah kulitnya dikupas/dikerok sedikit).


 Agar Bunga Tidak Rontok?
Yang ini juga tak kalah penting. Meskipun bunganya banyak dan terus bermunculan, sepertinya tidak ada artinya kalau berakhir dengan kerontokan. Bagaimana mensiasatinya?
Sahabat, ada beberapa hal vital yang perlu diwaspadai pada saat tanaman Anda sedang berbunga/berbuah. Jika saja faktor-faktor ini luput dari pengawasan-terlebih pada tanaman yang ditanam di media pot-maka peluang kerontokan sangat besar.
  1. Air – Jangan sampai tanaman kekeringan/kekurangan air.
  2. Angin – Ada beberapa jenis tanaman yang bunganya sensitif terhadap tiupan angin.
  3. Hama & penyakit – Beberapa jenis hama, seperti ulat, serangga dan kutu-kutuan (thrips/aphid/tungau/kutu putih/kutu kebul) seringkali menyebabkan bunga rontok. Contohnya saja jika bunga-bunga tanaman mangga atau rambutan Anda dikerubungi semut, itu sering membuat bunga rontok karena di situ biasanya ada koloni hama kutu yang rakus menghisap cairan tanaman. Untuk mengatasi ancaman hama, kalau memang tidak bisa ditendang dengan cara manual, cobalah tanggulangi dengan produk-produk anti-hama (tetapi yang ramah lingkungan).
  4. Ketimpangan unsur hara tertentu.

Fase berbunga adalah masa-masa kritis.. jadi, waspadai faktor-faktor di atas! Ok.. Sekian dulu untuk postingan kali ini... Kita sambung lagi di lain waktu... hehe....

Salam Sukses..
KT. Mahesa Jaya... 
Blog KT. Mahesa Jaya adalah salah satu situs pemesanan bibit unggul dalam skala kecil, maupun besar. Kami siap mengantar bibit kami sampai pelosok Indonesia. Untuk Pemesanan Silahkan Hubungi 081328555527 atau 085293393441. Kami prioritaskan untuk anda yang menghubungi kami melalui panggilan telephone. Terimakasih..

Senin, 12 Mei 2014

Cara Membuat Tanah Tetap Subur Secara Sederhana

Menyuburkan Tanah ?...  Tentu Bisa....


    Sebelum kita membahas lebih lanjut, baiknya kita menyetahui apa itu tanah... Sebenarnya, apa itu tanah ..?.. Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
      Pencemaran tanah terjadi akibat masuknya benda asing (misalnya senyawa kimia buatan manusia) ke tanah dan mengubah suasana/lingkungan asli tanah sehingga terjadi penurunan kualitas tanah. Pencemaran dapat terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara sembarangan (illegal dumping).

      Tanaman, untuk membantu pertumbuhannya khusunya yang ada di dalam pot  harus diberi pupuk secara teratur. Hal ini disebabkan tanaman di dalam pot tidak bisa mencari makanannya sendiri karena terbatasi oleh pot. Untuk memberikan pupuk pada tanaman pot, bisa dengan membeli bermacam-macam pupuk yang dijual di toko pertanian atau bisa juga dengan bahan murah meriah yang ada di dapur anda, seperti berikut ini:
  • Agar-agar. Agar-agar dapat menyuburkan tanaman terutama tanaman hijau. Cara pembuatan adalah dengan mencampur 1-2 sendok makan agar-agar bubuk yang dilarutkan dalam segelas air panas. Setelah agar-agar larut, campur larutan agar-agar ini ke dalam 3 gelas air dan aduk rata. Setelah larutan diaduk rata, siramkan ke akar tanaman anda.
  • Abu dari kayu bakar. Bila Anda memiliki ranting-ranting kering atau sampah kayu lainnya, bisa memanfaatkan abu dari hasil pembakaran kayu tersebut untuk menyuburkan tanaman Anda terutama tanaman mawar.
  • Vetsin atau bubuk penyedap makanan. Taburkan vetsin atau bubuk penyedap makanan ini di sekitar akar tanaman kemudian siram. Atau bisa juga dengan cara melarutkan vetsin dengan air terlebih dahulu, baru kemudian disiramkan ke dekat akar tanaman.
  • Kulit bawang. Kupasan kulit bawang merah, bawang putih atau bawang bombay direndam dalam air semalaman. Esok harinya air rendaman berikut kulit bawangnya dapat disiramkan ke tanaman.
  • Ampas teh. Bila Anda meminum teh secara teratur, jangan langsung buang ampas tehnya. Rendam ampas teh dengan air semalaman dan esok harinya rendaman teh dapat disiramkan ke tanaman pot Anda.
  • Kulit telur. Kulit telur ditumbuk halus beserta dengan arang. Kulit telur yang telah ditumbuk dan dicampur dengan arang ini dapat langsung ditaburkan ke dekat akar lalu disiram agar larut ke dalam tanah. Selain kulit telur, air bekas rebusan telur pun dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman. Siramkan air bekas rebusan telur yang sudah didinginkan ke akar tanaman.
  • Kulit Pisang. Simpanlah selama beberapa hari hingga kulit pisang berwarna kecoklatan dan tampak kering. Tumbuk kulit pisang hingga lembut, lalu taburkan tiap pagi dan sore pada tanaman.
  • Sisa obat-obatan. Obat-obatan yang berbentuk tablet yang sudah tidak dimakan atau kadaluarsa  ditumbuk hingga halus. Untuk yang berbentuk kapsul, hanya diambil isinya saja. Obat-obatan yang sudah ditumbuk halus ini dapat langsung ditaburkan pada tanaman Anda dan disiram agar larut.

    Salam Sukses..
    KT. Mahesa Jaya... 
    Blog KT. Mahesa Jaya adalah salah satu situs pemesanan bibit unggul dalam skala kecil, maupun besar. Kami siap mengantar bibit kami sampai pelosok Indonesia. Untuk Pemesanan Silahkan Hubungi 081328555527 atau 085293393441. Kami prioritaskan untuk anda yang menghubungi kami melalui panggilan telephone. Terimakasih..

Sabtu, 10 Mei 2014

Teknik Budidaya Tanaman Jabon di Era Sekarang

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN JABON


        Setelah lama saya offline, akhirnya pada kesempatan ini saya bisa menulis artikel lagi ... maklum... sibuk dengan urusan saya.. hehehe... langsung aja,.. kita bahas tentang teknik budidaya tanaman Jabon... Di Indonesia Jabon dikenal sebagai kelempayan. Tanaman ini terdapat di pulau Jawa, Sumantera, Kalimantan, Sumbawa dan Irian Jaya. Tanaman yang termasuk famili Rubiaceae ini tumbuh baik pada ketinggian 0 – 1 000 m dpl, pada jenis tanah lempung, podsolik cokelat, dan aluvial lembab yang yang umumnya terdapat di sepanjang sungai yang beraerasi baik.
             Jabon  adalah jenis pohon cahaya (light-demander)  yang cepat tumbuh. Pada umur 3 tahun tingginya dapat mencapai 9 m dengan diameter 11 cm. Di alam bebas, pohon Jabon pernah ditemukan mencapai tinggi 45 m dengan diameter lebih dari 100 cm. Bentuk tajuk seperti payung dengan sistem percabangan melingkar. Daunnya tidak lebat. Batang lurus silindris dan tidak berbanir. Kayunya berwarna putih krem sampai sawo kemerah-merahan, mudah diolah, lunak dan ringan. Jabon berbuah setahun sekali. Musim berbungannya pada bulan Januari-Juni dan buah masak pada bulan Juli-Agustus dengan jumlah buah majemuk per kg 33 buah.

Klasifikasi Jabon

Kerajaan  :Plantae
Divisi       :Spermatophyta
Kelas       :Magnoliopsida
Ordo        :Rubiales
Famili      :Rubiaceae
Genus      :Anthocephalus
Spesies    :Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq.
Penyebaran dan Tempat Tumbuh.
       Distribusi alami di mulai dari india, Nepal dan India, menuju Thailand dan Indochina serta bagian timur Kepulauan Malaya hingga Papua Nugini. Tanaman ini telah di introduksi di Afrika serta Amerika Tengah dan mampu beradaptasi dengan baik. Di Indonesia, tanaman ini terdapat di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sumbawa dan Irian Jaya. Merupakan tipikal tanaman pioner dan umum terdapat di hutan sekunder. Jenis yang memerlukan cahaya dan tidak toleran terhadap cuaca dingin. Pada distribusi alaminya, tanaman ini tumbuh baik pada ketinggian 0-1000 m dpl dengan rata-rata curah hujan lebih dari 1.500 mm/tahun, pada jenis tanah lempung, Podsolik coklat, dan aluvial lembab yang umumnya terdapat di sepanjang sungai yang beraerasi baik. Namun demikian jabon dapat pula tumbuh pada daerah kering dengan curah hujan sedikitnya 200 mm/tahun serta toleran pada kondisi air tergenang yang periodik.
Habitat
        Selalu hijau. Di alam bebas pohon dapat mencapai tinggi 45 m dengan diameter lebih dari 100 cm, sedangkan batas bebas cabangnya mencapai hingga 25 m. Pada umur 3 tahun tingginya dapat mencapai 17 m dengan diameter 30 cm. Bentuk tajuk seperti payung dengan sistem percabangan melingkar dengan daun yang tidak lebat dengan panjang 13-32 cm. Bunga jingga berukuran kecil, berkelopak rapat, berbentuk bulat. Batang lurus silindris dan tidak berbanir. Kayunya berwarna putih krem sampai sawo kemerah-merahan.







TEKNIK BUDIDAYA

CARA PENYEMAIAN BIJI BENIH JABON

       Benih jabon ditabur pada media pasir halus Sebaiknya menggunakan wadah bak plastik yang telah dilubangi bagian bawahnya Penyiraman dilakukan memasukkan bak ke bak lain berisi air sehingga air merembes dari bawah Pengamatan dan pemberantasan terhadap penyakit perlu dilakukan karena rawan dumping off. Setelah daun berukuran 1 cm2 dipindahkan ke polybag yang telah diisi media (tanah: kompos= 2 : 1), 50% atau 65%.

PENANAMAN

       Perkebunan pada umumnya menggunakan jarak tanam yang direkomendasikan yaitu 4 x 5 m. jarak tersebut dapat memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan diameter batangnya, sebab radius lingkaran bayangan kebawah batang atas pohon adalah wilayah penyerapan unsur-unsur hara ditanah oleh akar pohon, jadi jarak 4 x 5 m adalah yang paling baik bagi pertumbuhan pohon jabon tetapi bisa juga menggunakan jarak 4 x 4 m tergantung kondisi lahan, jabon dapat hidup pada tanah Alluvial lembab (Pinggir sungai), Tanah liat, tanah lempung, podsolik coklat, tanah daerah yang ada pasang surut, iklim basah dan tropis.
CaraTanam:
Buka Lobang Lebar.40 x Panjang.40 x dalam 50 cm.(untuk bibit 40 - 50 cm) Lalu masukan Kompos + NPK 2,5 gr (campur) sebagai pupuk dasar diendapkan dilubang setinggi 30 cm (dapat langsung tanam / 3 - 7 hr kemudian baru tanam), kemudian masukkan bibit yang polibagnya sudah dibuka / disobek kedalam, dudukan yang benar / rata, lalu isi tanah kompos sebagai penutup akar dengan tanah setinggi 20 cm (jangan diterlalu dipadatkan),hingga tersisa lubang 10 cm sebagai kantong air.
Perawatan:
Semprot Pestisida secara aktif per 1 atau 2 minggu sekali selama 3-5 bulan tergantung keadaan gangguan, agar daun tidak dimakan ulat.setelah daun cukup banyak pengusida sudah tidak perlu disemprotkan lagi,sebab daun tidak akan habis dimakan ulat sebab daun sudah banyak.
Pemupukan:
untuk pertumbuhan, pemupukan dapat dilakukan Minimal cukup sampai usia 3 tahun, (sudah bagus, karena untuk 3 tahun keatas sumber makanan unsur hara dari serasah yang terdekomposisi secara alami selama 1-3 tahun telah mengurai menjadi unsur hara dan kesimbungan dekomposisi serasah 3-6 tahun, yang mana jabon dapat hidup dengan PH 4,5 (Masam) – 7,5 (Basah),
Masam : Unsur Mikronya banyak & Unsur Makronya sedikit,
Basah : Unsur Makronya banyak & Mikronya sedikit), cukup kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang + NPK, Periode pemupukan 1-2 kali / setahun. (Tapi Jika Ada Kemampuan Lebih Baik, Pemupukan Sampai Batas Usia Mendekati Usia Panen Yaitu 5 Sampai 6 Tahun, Agar Hasil Lebih Maksimal)
awal tanam – 1 Tahun : NPK 1 sendok makan (tabur jgn kena / menumpuk pada batang pangkal)
1 Tahun – 2 Tahun : Kompos / Bokhasi / Pupuk Kandang 10 kilo + NPK 2,5 Ons.
2 Tahun – 3 Tahun : Kompos / Bokhasi / Pupuk Kandang 20 kilo + NPK 7,5 Ons.

Dapat juga hanya dengan kompos :
1 Tahun – 2 Tahun : Kompos / Bokhasi  / Pupuk Kandang 30 Kilo
2 Tahun – 3 Tahun : Kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang 30 kilo
       Kompos sangat penting peranannya, kompos / Bokhasi / Pupuk Kandang berperan sebagai absorbent yg dapat menyimpan mineral & unsur hara dan memperlancar pertukaran kation didalam tanah. tampa kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang tanah semakin lama semakin jenuh,jika tanah jenuh pemberian pupuk menjadi sia-sia dikarenakan tanah jenuh tidak dapat lagi mengikat mineral sehingga pupuk yang diberikan tidak dapat mengurai kedalam tanah dan akan menguap atau tercuci, kompos memperbarui kondisi tanah dan menjadikan tanah disekitar pangkal pohon/akar menjadi lembab dan subur, dengan kompos pupuk yang diberikan dapat mengurai dengan baik sehingga akar menjadi mudah menyerap unsur hara tersebut. Pupuk Kandang Yang Belum Matang Tidak Baik Digunakan Untuk Pemupukan, Pupuk Kandang Yang Sudah Matang Ditunjukan Dari Tidak Berbau Kotoran,Tapi Berbau Humus(Tahah) Dan Tidak Panas


       Perawatan Kebersihan disekitar pohon, agar sumber makanan akar tidak terganggu dan dapat maksimal diserap akar pohon, minimal perawatan sampai usia 1 tahunan, Sampah serasah di kumpulkan menjadi Ring keliling Pohon dengan radius jarak 1 meter, agar serasah cepat terdekomposisi bermanfaat menjadi Hara ,serasah disiram Bakteri Pengurai agar cepat Permentasi, untuk selebihnya dapat juga dibiarkan,sebab daya serap akar sudah kuat.

PELUANG INVESTASI
       Menanam jabon bagaikan menanam emas,sebab kebutuhan kayu akan terus meninggi, karena saat ini pemerintah melarang penggunaan kayu bulat hasil tebangan hutan alam, akibatnya banyak industri tutup akibat kekurangan pasokan kayu, jadi pada masa mendatang, harga kayu jabon akan semakin meningkat terus.


Salam Sukses..
KT. Mahesa Jaya... 
Blog KT. Mahesa Jaya adalah salah satu situs pemesanan bibit unggul dalam skala kecil, maupun besar. Kami siap mengantar bibit kami sampai pelosok Indonesia. Untuk Pemesanan Silahkan Hubungi 081328555527 atau 085293393441. Kami prioritaskan untuk anda yang menghubungi kami melalui panggilan telephone. Terimakasih..